ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL
APHRODITE ADAKAH AKU DI HATIMU
KARYA ALFIDA FAWAZI
Oleh:
Nama : Hanifa
Kelas : X11 3
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini, yang berjudul Analisis Nilai Moral pada Novel Aphrodite Adakah Aku DI Hatimu Karya Alfida Fawazi, dapat diselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini disusun sebagai bentuk kontribusi penulis dalam mengapresiasi serta memahami karya sastra, khususnya novel, melalui analisis nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.
Penyusunan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengungkap berbagai pesan moral yang disampaikan pengarang melalui novel dan untuk menganalisis relevansi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Kami berharap penelitian ini dapat memberikan wawasan tambahan bagi pembaca tentang pentingnya nilai moral dalam sastra, khususnya dalam mendidik dan membentuk karakter individu yang lebih baik.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan karya ilmiah ini ke depannya. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi referensi dalam memahami nilai-nilai moral yang disampaikan melalui karya sastra.
Pringgarata, 15 November 2024
Penulis
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel Aphrodite Adakah Aku DI Hatimu karya Alfida Fawazi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang diawali dengan pengumpulan data, menganalisa data yang sudah dikumpulkan dan merumuskan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu karya Alfida Fawazi adalah nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri yang meliputi keikhlasan, tanggung jawab dan keteguhan hati dan nilai moral yang berhubungan dengan orang lain (sosial) yang meliputi kepeduliaan terhadap sesama dan saling memaafkan.
Kata kunci: aphrodite, nilai moral, novel.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat, perilaku masyarakat Indonesia juga ikut terpengaruh, khususnya para remaja. Dewasa ini, perilaku remaja semakin memprihatinkan. Seperti yang sudah tersebar di media tentang para pelajar yang gemar melakukan tawuran, perkelahian, menentang guru hingga pergaulan bebas yang semua ini tentunya memiliki dampak yang sangat buruk bagi masyarakat dan bangsa. Perilaku tak bermoral tersebut memang hanya dilakukan oleh Sebagian kecil remaja dan pelajar, akan tetapi jika tidak diperhatikan dan diperbaiki sejak dini hal tersebut akan memberikan dampak yang sangat besar. Salah satu cara yang dapat diterapkan sebagai Solusi dari permasalahan ini adalah melalui karya sastra.
Sastra memiliki peran penting dalam merefleksikan kehidupan manusia, baik secara individual maupun sosial. Melalui karya sastra, seperti novel, pengarang dapat menyampaikan berbagai nilai moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Nilai moral tersebut dapat menjadi media pembelajaran bagi pembaca untuk memahami dan menerapkan aspek-aspek etis dalam kehidupan mereka. Menurut Nurgiyantoro (2016), sastra tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai cermin kehidupan yang memberikan pelajaran moral kepada pembacanya. Novel Aphrodite: Adakah Aku di Hatimu karya Alfida Fawazi, sebagai karya yang memuat beragam konflik batin dan hubungan antar manusia, menyajikan berbagai nilai moral yang penting untuk dianalisis. Dengan demikian, analisis terhadap nilai-nilai moral dalam novel ini menjadi signifikan untuk menyingkap pesan-pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Pada konteks kajian sastra, nilai moral adalah unsur yang sangat penting dalam menganalisis sebuah karya. Nilai moral dalam sastra menjadi cerminan dari karakteristik sosial dan psikologis yang ada di masyarakat. Hal ini menandakan bahwa nilai moral dalam karya sastra tidak hanya mempengaruhi persepsi individu, tetapi juga berfungsi sebagai gambaran kondisi sosial yang lebih luas. Dengan kata lain, nilai moral dalam sastra dapat memberikan pandangan kritis dan membentuk karakter pembaca.
Sejauh ini, penelitian mengenai novel Aphrodite: Adakah Aku di Hatimu masih terbatas, khususnya dalam hal analisis nilai moral yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan dan menjelaskan berbagai nilai moral dalam novel tersebut, sehingga pembaca dapat lebih memahami kedalaman pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pesan moral yang terkandung dalam novel Aphrodite adakah aku di hatimu karya Alfida Fawazi?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan pesan moral yang terkandung dalam novel Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai tinjauan untuk memahami ajaran nilai moral yang terdapat pada novel Aphrodite adakah aku di hatimu serta dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan karya sastra.
Penelitian ini di lakukan di SMAN 1 Pringgarata pada tanggal 1-14 Nopember 2024.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu Karya Alfida Fawazi yang diterbitkan pada tahun 2014 dengan nomor ISBN 9789792941739.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau menguraikan data-data dari suatu objek permasalahan yang gunanya untuk memperoleh kesimpulan. Adapun Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan cara:
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, ditemukan bahwa pesan moral yang terkandung dalam novel yang berjudul Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu karya Alfida Fawazi adalah nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri dan hubungan dengan orang lain (sosial). Bentuk wujud nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri meliputi keikhlasan, keberanian dan keteguhan hati sedangkan nilai moral yang berhubungan dengan orang lain (sosial) meliputi kepeduliaan terhadap sesama dan saling memaafkan.
Ikhlas memiliki arti yang sangat luas, secara umum pengertian ikhlas yaitu melakukan segala sesuatu, baik itu ibadah kepada tuhan maupun perbuatan baik kepada sesama yang dibarengi dengan ketulusan hati tanpa mengharapkan imbalan (Lismijar, 2017). Sikap ikhlas yang disampaikan oleh pengarang dalam novel dapat dilihat dalam penggalan “Ibu Kasih mengelola panti asuhan ini tanpa bantuan siapapun, termasuk tanpa adanya bantuan sukarelawan” (halaman 67), juga dalam penggalan dialog “engga perlu terimkasih Bu, Odit sayang banget sama mereka semua. Mereka udah Odit anggap adik sendiri”.
Penggalan tersebut menunjukkan bagaimana sikap Ibu Kasih yang sangat ikhlas dalam mengurusi anak-anak yang tinggal di panti asuhan miliknya, wal aupun tanpa bantuan dari siapapun. Keikhlasan yang dimilikinya tercermin dari sikap yang digambarkan oleh pengarang bahwa Ibu Kasih melakukan semua itu tanpa menghapkan imbalan apapun dari siapapun, itu semua murni karena ketulusan hati Ibu Kasih.
2. Tanggung Jawab
Setelah duduk di bangku SMP, Iko memiliki inisiatif sendiri untuk membantu ibunya dalam mengurus panti asuahn. Ia bekerja apapun untuk sekedar tambahan. Walaupun sudah dilarang, ia tetap keras kepala ingin membantu. Hingga biaya kuliah dan motor pun ia beli dengan hasil keringatnya sendiri. Hal itu yang membuat Iko tumbuh menjadi pribadi yang kuat, namun pendiam dan dingin. Kata ibu Kasih, Iko itu sangat mirip almarhum ayahnya yang begitu tenang tanpa banyak bicara, tapi sangat bertanggung jawab pada keluarga. (halaman 68).
Berdasarkan kutipan di atas, tokoh bernama Iko digambarkan sebagai laki-laki yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarganya. Rustam (2016) menjelaskan bahwa perilaku tanggung jawab merupakan perbuatan baik yang dilakukan secara sadar dalam rangka memenuhi kewajiban yang diberikan. Sudrajat (2015) juga menjelaskan bahwa tanggung jawab adalah melakukan sesuatu sesuai dengan ketentuannya. Sikap Iko yang digambarkan pengarang dalam novel tersebut mengajarkan kepada pembaca bahwasanya sikap tanggung jawab haruslah dimiliki oleh setiap orang, khusunya sikap tanggung jawab seorang anak kepada orang tua dan keluarganya.
3. Keteguhan Hati
Pesan moral yang disampaikan oleh pengarang dalam novel tersebut adalah keteguhan hati dan kesetiaan tokoh Odit dalam novel. Hal ini dapat dilihat dari penggalan dialog pada halaman 119:
“satu pertanyaan buat Iko….”
Mereka saling bertatapan serius. “Odit boleh jadi pacar Iko?”
Pertanyaan yang tidak pernah bosan Odit tanyakan, walaupun Iko selalu menolaknya dengan datar dan dingin. Bagi Odit tidak ada salahnya mencoba.
Selain itu, pesan moral kesetiaan yang disampaikan oleh pengarang dapat dilihat pada penggalan “lima tahun sudah Odit tidak bertemu Iko. Mendengar suaranya pun tidak. Odit hanya tahu kabar iko sesekali dari Ibu kasih tiap berkunjung ke panti”. (halaman 152).
Tokoh utama dalam novel tersebut yaitu Odit yang digambarkan sebagai sosok yang tetap teguh dan pantang menyerah dalam mengejar dan memperjuangkan cintanya pada Iko. Bahkan setelah sering ditolak dan berpisah bertahun-tahun Ia senantiasa menunggu Iko. Berkat keteguhan hatinya, akhirnya Odit mendapatkan apa yang telah diperjuangkannya dengan sungguh. Dapat dilihat dari penggalan dialog yang diucapkan oleh Iko, “Aphrodite is the goddess of love and beauty. Aphrodite loved and was loved by many gods and mortals. Among her mortal lovers, the most fa,ous was perhaps Adonis. Now, I am Adonis Alcanderiko, wanna ask you one question. Will you marry me, Aphrodite Gazzele?”. (halaman 157).
Manusia meruapakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Sehingga mengharuskan setiap manusia untuk bisa berhubungan dengan manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia harus memiliki rasa kepeduliaan terhadap sesama. Kepeduliaan sosial atau kepeduliaan terhadap sesama meruapakan perasaan bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu untuk membantu kesulitan yang sedang dihadapi oleh orang lain (Saraswati dkk., 2020).
Salah satu pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam novel Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu adalah kepeduliaan terhadap sesama. Hal ini bisa dilihat pada penggalan dialog
“Odit, Ibu sangat berterima kasih sama kamu”. Ibu Kasih mengucapkan terima kasih pada Odit.
“Engga perlu terima kasih, Bu. Odit saying banget sama mereka semua. Mereka udah Odit anggap adik sendiri,” ujar Odit. (halaman 73-74).
Dalam penggalan dialog tersebut, pengarang menyisipkan pesan moral tentang kepeduliaan terhadap sesama yang ditunjukkan dengan Odit selaku tokoh utama pada novel yang sanhgat peduli dengan anak-anak yatim piatu yang ada di panti asuhan Kasih Ibu dengan cara berbagi dengan mereka yang membuat anak-anak merasa senang dan Bahagia karena walaupun mereka tidak memiliki orang tua, masih ada yang peduli dan sayang kepada mereka.
2. Saling Memaafkan
Dalam kehidupan sosial, manusia tidak luput dari kesalahan yang dapat menyebabkan orang lain merasa marah, kecewa dan sakit hati. Oleh karena itu, dibutuhkan sikap saling memaafkan agar hubungan antar sesama selalu berjalan baik. Menurut Nihayah dkk., (2007) memaafkan merupakan suatu tindakan untuk menghapus luka atau bekas luka baik berupa amarah, kecewa dan sakit hati yang ada di dalam hati setiap individu. Oleh karena itu, sikap saling memaafkan haruslah dimiliki oleh setiap individu.
Dalam novel Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu, pengarang juga menyisipkan pesan moral untuk saling memaafkan dengan sesama. Hal ini dapat dilihat dari penggalan dalam novel pada halaman 116-117, yaitu “Odit lansung berbicara dengan kepala polisi di sana dan mencabut segala laporan yang telah dibuat untuk Deska. Orangtua Deska begitu berterima kasih pada Odit dan meminta maaf sebesar-besarnya atas ulah anaknya”. Dari penggalan tersebut, dapat diketahui bahwa Odit, tokoh utama dalam novel tersebut, memiliki sikap saling memaafkan yang patut dicontoh oleh setiap orang. Walaupun Ia sering diperlakukan dengan jahat bahkan hingga mengancam nyawanya, ia tetap memaafkan. Hal ini juga mengajarkan kepada pembaca bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berbuat salah dan berhak untuk dimaafkan dan diberikan kesempatan utuk belajar memperbaiki kesalahannya.
Pesan moral yang terkandung dalam novel yang berjudul Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu karya Alfida Fawazi adalah nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri yang meliputi keikhlasan, tanggung jawab dan keteguhan hati dan hubungan dengan orang lain (sosial) yang meliputi kepeduliaan terhadap sesama dan saling memaafkan.
Perlu dilakukan kajian lebih lanjut tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik novel berjudul Aphrodite Adakah Aku Di Hatimu karya Alfida Fawazi sebagai tinjauan untuk pembaca agar lebih mudah memahami isi novel
C.Biografi penulis
Hanifa lahir di dusun Esot desa sintung kecamatan pringgarata kabupaten Lombok Tengah provinsi Nusa tenggara Barat, pada tanggal 26 Oktober 2006 penulis adalah siswa kelas XII 3 di SMAN 1 pringgarata yang sangat aktif dan penuh semangat dia adalah anak dari pasangan bapak Hamzah wadi dan ibu maesarah yg saat ini tinggal di dusun Esot.
Fawazi, A. 2014. Aphrodite Adakah Aku DI Hatimu. Yogyakarta. Penerbit Andi.
Lismijar. 2017. Pembinaan sikap ikhlas menurut pendidikan islam. Intelektualita. 5 (2): 83-105.
Nihayah, U., Putri, S. A., Hidayat, R. 2021. Konsep memaafkan dalam psikologi positif. Indonesian Journal of Counseling and Development. 3(2): 108-119.
Nurgiyontoro, B. 2016. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak (Edisi ke-4). Yogyakarta. UGM Press.
Rustam, K. 2016. Meningkatkan tanggung jawab belajar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik proyeksi. Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. 2(2): 1-8.
Saraswati, A. J., Bramasta, D., Eka, K. I. 2020. Nilai kepedulian sosial siswa sekolah dasar. Jurnal Riset Pendidikan Dasar (JRPD). 1(1): 1-5.
Sudrajat, A. 2015. Nilai moral dalam novel surga cinta vanesa karya miftahul asror malik dan relevansinya dengan pembelajaran sastra di SMA.
Tinggalkan Komentar