SMAN 1 Pringgarata – edukasinfo.com | Pandemi Covid-19 telah melumpuhkan hampir semua sektor termasuk pendidikan. Berbagai aktivitas negara-negara di belahan dunia terdampak Covid-19 mengalami kendala yang sama termasuk di Indonesia.
Berbeda halnya dengan situasi dan kondisi di Canberra, Australia. Meski dilanda pandemi Covid-19, aktivitas proses pembelajaran di Canberra relatif telah berlangsung normal dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan penanganan Covid-19.
Hal tersebut sesuai dengan kebijakan Pemerintah ACT (Australian Capital Territory) yang telah mengizinkan sekolah melaksanakan proses pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan secara ketat. Pemerintah setempat juga mengundang Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra untuk mengisi kegiatan pembelajaran berupa workshop tentang Budaya Indonesia.
KBRI Canberra tentu saja memenuhi undangan salah satu sekolah yakni Sekolah St. Thomas The Apostle Primary School, Kambah, ACT. Ini sebagai bentuk upaya meningkatkan program kerjasama Atase Pendidikan dan Kebudayaan dalam melaksanakan misi pendidikan dan kebudayaan di negara sahabat.
Kegiatan workshop dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2020. Materi yang diberikan kepada pelajar Canberra yakni tentang Gamelan Bali. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pelajar di sekolah tersebut tentang budaya dan bahasa Indonesia khususnya budaya Bali secara lebih dekat. Dengan demikian diharapkan pelajar yang ada di Canberra memiliki pengetahuan dan ketertarikan terhadap Indonesia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, M. Imran Hanafi menjelaskan model pembelajaran di Canberra bahwa setiap pelajaran atau kuliah Bahasa Indonesia di sekolah dan perguruan tinggi Australia selalu dibarengi dengan pengenalan budaya Indonesia.
“Jadi, kita berusaha agar masyarakat Australia dapat mengenali Indonesia secara utuh” Harapnya.
Adapun pemateri yang menyampaikan penjelasan tentang Gamelan Bali secara mendalam dan cara memainkannya yakni salah satu staf KBRI Canberra, I Gde Eka Riadi. Dalam pelaksanaannya, pelajar dibagi menjadi 3 (tiga) sesi. Masing-masing sesi dikuti oleh 30 peserta.
Para pelajar di sekolah tersebut sangat bersemangat mengikuti workshop karena dianggap suatu hal yang baru. Hanafi menceritakan antusiasme para pelajar karena mereka merasa suara Gamelan Bali sangat indah.
Untuk itu sebagai generasi bangsa Indonesia sudah seharusnya bangga dan mencintai budaya sendiri. Budaya yang menurut orang luar sangat indah dan unik.
Sumber : edukasinfo.com
Tinggalkan Komentar